Sabtu, 11 Juni 2011

Kisah dibalik perayaan Bakcang

Bakcang ? Kue cang ?

Pasti pernah dengar dong nama makanan ini ? Yup, benar ini makanan tradisional tionghoa...Beberapa hari lalu orang Tionghoa memperingati festival kue cang (atau biasa kita kenal dengan bakcang). Udah tahu kan gimana rasanya dan gimana enaknya kue tersebut.
Tahu sejarah apa yang tersembunyi di balik kue cang ini?
ternyata, festival ini bertujuan untuk memperingati seseorang yang bernama Qu Yuan, seorang sastrawan terkemuka dari Kerajaan Chu. Bukunya sangat laris dan terkemuka, salah satunya Chun Tzu (Ratapan Negeri Tzu) dan Li Sao (Menapaki Kesedihan).

Berikut ini kisahnya:
Pada jaman dahulu kurang lebih 475-221 SM, dimana China masih terbagi menjadi banyak kerajaan, di kerajaan Chu, ada seorang perdana menteri bernama Qu Yuan, yang bekerja dibawah kekuasaan kekaisaran Huai, Qu Yuan adalah seorang perdana menteri / penasihat yang terkenal karena kebijaksanaannya dan kejujurannya dalam melawan korupsi.
Karena sifatnya yang bijak dan jujur itu Qu Yuan dimusuhi oleh penasehat - penasehat lainnya di dalam kekaisaran itu, dan karena rasa iri itu para menteri tersebut menyebarkan berita dan gosip yang tidak benar mengenai Qu Yuan. Pada akhirnya sampailah gosip itu ke telinga Kaisar Huai. Setelah mendengar gosip – gosip itu, ditambah dengan hasutan – hasutan dari para menteri yang iri akan inteligensi Qu Yuan, Qu Yuan akhirnya diberhentikan oleh Kaisar Huai dan diasingkan.
Tetapi, karena kesetiaan dan pengabdian Penasihat Qu Yuan, selama pengasingan itu pun ia tetap membantu kaisar Huai dengan memberikan nasihat - nasihatnya dan menyebarluaskan sastra - sastra china yang sampai sekarang pun masih terkenal, salah satunya adalah "the lament" and "nine chapter".
Pada suatu hari Kerajaan Qin menawarkan Kaisar Huai ( Kerajaan Chu) suatu tawaran aliansi. Hal ini sampai ke telinga Penasihat Qu Yuan, ia mengetahui dengan jelas bahwa tawaran aliansi itu palsu dan hanyalah sebuah jebakan dari kerajaan Qin. Oleh karena itu, penasihat Qu Yuan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat pengasingan itu dan menuju ke tempat kaisar Huai untuk memberitahunya.
Setibanya Penasihat Qu Yuan ke Kerajaan Chu, ia pun segera mencari Kaisar Huai untuk memperingatkannya, Tetapi tidak disangka Penasihat Qu Yuan terlambat setapak, Kaisar Huai telah pergi ke kerajaan Qin. Mendengar Hal ini Qu Yuan pun langsung memacu kudanya untuk menyusul Kaisar Huai. Tetapi setibanya ia disana, hal - hal yang diramalkan oleh Qu Yuan pun terjadi, Kaisar Huai dijebak dan ditangkap oleh Kerajaan Qin.
Bencana ini membuat Qu Yuan merasa sangat putus asa, ia pun menyerahkan diri kepada kerajaan Qin dengan harapan agar ia dijatuhi hukuman saja. Tetapi Kerajaan Qin mengetahui bahwa Qu Yuan adalah seorang penasihat yang terkenal karena kebijaksanaannya serta memiliki pengetahuan yang luas, karena itu mereka berniat merekrut Qu Yuan dengan tawaran bahwa ia akan diberikan jabatan yang tinggi dan menjanjikan.
Tetapi karena kesetiaannya, Penasihat Qu Yuan memutuskan untuk menolak tawaran tersebut, ia berprinsip bahwa ia hanya akan mengabdi pada satu kaisar dan satu kerajaan saja. Kemudian Kerajaan Qin pun melepaskannya dan akhirnya dengan perasaan sedih serta kekecewaan yang mendalam ia pun kembali ke tempat pengasingan itu.
Beberapa hari kemudian muncullah berita bahwa Kaisar Huai dijatuhi hukuman mati dan Kerajaan Chu dikuasai oleh Kerajaan Qin. Mendengar kabar itu, Penasihat Qu Yuan yang sedih karena kecemasannya akan masa depan negara Chu kemudian bunuh diri dengan cara melompat ke Sungai Mi Luo demi menunjukkan pengabdian dan kesetiannya kepada Kaisarnya dan kerajaannya. Ini tercatat dalam buku sejarah Shi Ji.
Mendengar berita ini rakyat menjadi sedih dan mencari jenazah Qu Yuan. Mereka lalu melemparkan nasi dan makanan lain ke dalam sungai dengan maksud agar ikan dan udang dalam sungai tersebut tidak mengganggu jenazah sang menteri. Kemudian untuk menghindari makanan tersebut dari naga dalam sungai tersebut maka mereka membungkusnya dengan daun bambu berbenuk kerucut empat yang kita kenal sebagai bakcang sekarang.
Para nelayan yang mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu akhirnya menjadi cikal bakal dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya. Selain itu, mereka menabuh genderang di perahu untuk mengusir roh-roh naga jahat yang bisa mengganggu roh Qu Yuan.

Peristiwa ini dikenang tiap tahun dengan perayaan Peh Chun (bakcang). Perayaan ini ditandai dengan perlombaan perahu naga (dragon boat) yang diawaki sekitar dua puluh orang pendayung yang duduk berpasangan dan mendayung mengikuti ritme genderang dan tradisi ini juga ditandai dengan makan bakcang.
Itulah sejarah bacang.
Keempat kerucutnya melambangkan empat kata Qu – Yuan – Setia - Percaya.
Bakcang adalah lambang penghormatan karakter terpercaya dan orang percaya malah tidak dipercaya dan bahwa orang setia malah didakwa. Bakcang adalah ungkapan utuhnya percaya dan setia.
Lomba perahu naga dengan tim mencerminkan kerja sama yang baik, tidak sikut menyikut, setia satu sama lain, bisa dipercaya dan memercayai serta berani menghadapi segala tantangan demi kebenaran.

Itulah sepenggal kisah yang melatarbelakangi festival kue Bakcang .
Jadi orang tionghua yang merayakan hari itu pasti pergi ke vihara untuk bersembah sujud. dan tentunya sekaligus juga untuk makan kue bakcang.

Sekedar info...


Biasanya di hari perayaan Peh Chun atau hari festival Bakcang ini tepat jam 12 siang waktu setempat, kita dapat memberdirikan telur ayam loh. ^^ kejadian langka cuman 1 tahun 1 kali aja. Aneh tapi nyata lho...Gak percaya ? Ayo Buktikan sendiri... Selamat mencoba....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar